‘Harajuku Style’: Berdandan Nyentrik ala Jepang
By Christie Damayanti
Harajuku adalah sebutan popular untuk
daerah sekitar stasiun Harajuku di distrik Shibuya, Jepang. Daerah
Harajuku ini terkenal sebagai orang muda berkumpul, dengan mode khas
warga muda Jepang. Di sekitar Harajuku mengcangkup Kuil Meiji serta
pusat perbelanjaan terkenal, yaitu daerah pedestrian tanpa ada
kendaraan, Jalan Takeshita. Selain orang2 muda Jepang berkumpul, banyak
turis kesana untuk menyaksikan kehidupan orang2 muda Jepang dengan
dandanannya yang sedikit ‘aneh’ yang dikenal di seluruh dunia.
Jalan Takeshita, Harajuku, tempat orang2 muda berdandan nyentrik berkumpul.
Selain itu, budaya Jepang memang
‘melanda’ anak2 muda dunia, termasuk anakku yang kecil, seorang gadis
ABG kelas 1 SMP yang tergila2 mode Jepang, cerita2 Jepang, kartun Manga
Jepang serta makanan Jepang. Setiap hari dia nonto TV saluran ‘Animax’
tentang film kartun Jepang dan dia menggambar kartun Manga yang - lagi2
Jepang - sangat digemarinya. Dia membeli buku cara menggambar kartun
Jepang dan memang dia berbakat untuk menggambar, sepertinya …..
Belum lagi tentang makanan Jepang.
Memang, dia tidak suka sushi dan sashimi dengan kekhasannya ikan Salmon
dan Tuna mentah seperti aku, tetapi di sering dia ikut aku ke
Sushigroove atau Sushi-tei hanya untuk makan Tamago ( nasi Jepang dangan
telur yang dililit ’seawead’ ) dan Inaguri ( ketan / nai Jepang yang
dibungkus dengan kembang tahu dan digoreng ). Tetapi memang dia sangat
suka dengan Bento, baik Hoka2 Bento yang sudah disesuaikan dengan lidah
Indonesia, juga bento2 yng lain seperti di Sushigroove dengan rasanya
yang kadang2 sedikit aneh, dia tetapi menyukainya.
Kembali ke Harajuku. Ketika aku kesana
beberapa tahun lalu, aku memang masih ‘muda’, tetapi aku sama sekali
tidak tergila2 dengan mode Jepang. Tetapi aku memang tertarik tentang
Harajuku ini untuk mengamati arsitektur dan kehidupan orang2 muda
Jepang, seperti yang aku sajikan di tulisan ini.Harajuku sepertinya
merupakan tempat untuk ‘jual tampang’ dan mengobral sensasi bagi orang2
muda Jepang. Modenya khusus di Harajuku, dimana gaya berbusananya aneh,
nyentrik dan yang membuat aku geleng2 kepala, ternyata mereka setiap
hari nongkrong disana dengan dandanan baju serta rambut yang berlainan.
Aku tidak tahu, mengapa konsep berpakaian di Harajuku menjadi
trend-setter untuk orang muda Jepang dan sedikit banyak di dunia.
Tetapi, konon Harajuku menjadi popular pada saat dibukanya banyak
department store di Jepang tahun 1970-an dan di Harajuku termasuk banyk
terdapat department store2 karena daerah ini memang untuk wisata, bisnis
dan perdagangan.
Sedikit barang2 yang di pajang untuk orang2 muda Jepang di Harajuku.
Aku juga tidak hanyak mengamati orang2
muda Harajuku, aku lebih banyak memperhatikan budaya bermain mereka yang
menjadikan bangunan2nya berkonsep sebagai ‘bangunan modern,
trend-setter, ‘genit’ dan berwana warni menarik untuk menjadikan orang2
muda tertarik termasuk wisatawan.
Bangunan2 berdandan ‘genit’ sebagai butik internasional : Todds dan Luis Vuitton.
Audi Forum, yang interior desainnya sangat genit dengan polkadot merah … sesuai denga gaya busana Harajuku.
Model2 busana mereka dijadikan model
untuk bangunan mereka. Orang2 muda perempuan sering memakai model busana
yang disebut ‘gothic lolita’ dengan gaya ‘elegan gothic’ dan feminine
seperti boneka bermotif Victoria. Walau tidak sedikit gaya Harajuku
berbusana super modern seperti karakter Naruto atau Bakabon. Sering juga
mereka bergaya ‘punk’ jaman tahun 1970-an. Banyak juga orang2 muda
berbusana ala barat-Jepang, seperti memakai jeans dengan kimono …..
Beberapa dandanan ala Harajuku, membuat aku geleng2 kepala ….. ckckckckck …..
Gaya berbusana memang harus disesuaikan
dengan gaya rambutnya. Untuk gaya rambut sering hanya seperti dipotong
seenaknya saja tanpa memperhatikan cara bergaya rambut. Hehehe ….. apa
yang mereka lihat ya dengan potongan rambut seperti itu? Dan di Jepang,
walau mereka, orang2 muda yang memang suka ‘Harajuku Style’, mereka
tidak segan2 selalu memakai busana dan rambut seperti itu. Lain jika
mereka hanya ikut2an saja, mereka belum berni melakukannya seperti
orang2 muda dari Harajuku, selain memang dandanannya yang aneh2, juga
mereka yang memang dari Harajuku, ternyata harus mendandani rambut dan
make-up mereka di salon ! Dan itu tidak sedikit biayanya ! Aku pernah ke
salon disana, bukan untuk memotong rambut ( hihihihi ….. ), tetapi
untuk melihat harganya : mendandani rambut ala Harajuku bisa sampai (
dalam rupiah ) 1 jt - 2 jt setiap hari ! Astagaaaaa ….. Ya, memang,
jangankan bergaya Harajuku, untuk makan saja di Jepang memang sangat
mahal ……
Salah satu salon di Harajuku dan ‘Harajuku’s girls’ sedang berdandan.
Beberapa model rambut khas Harajuku, dari medol punk sampai gaya gothic, termasuk gaya ‘Naruto’ untuk orang muda cowo …..
Ah, ternyata mengenal budaya dari negara
lain belum tentu membuat kita lebih baik dan tidak menjadi lebih
bersahaja. Tetapi hal2 yang seperti itu, ternyata justru ‘digandrungi’
orang2 muda dunia, dan walau di Indonesia tidak banyak ‘melirik’ budaya
Harajuku, tetapi tetap kita was2 untuk orang muda Indonesia. Tetapi jika
masih bis ditolerir, tidai menjadi masalah, seperti belajar menggambar
kartun Manga, nonton kartun Jepang atau makan makanan Jepang dan belajar
bahasa Jepang.
Tidak semua efek akulturasi budaya itu
berbahaya juga, seperti ‘Harajuku Style’, asalkan kita masih bisa
menempatkan pada tempat yang semestinya dan tidak berlebihan. Apalagi
kalau sudah menyinggung masalah etika, moral dan lebih lagi agama …..
0 komentar:
Silahkan isi komentar..!