Fesyen Yang Kebablasan
14.48.00
By
Hasan Efendi
Berita dan Opini
0
komentar
Fashion (fesyen) adalah bagian dari
lifestyle. Namun apabilah fesyen diperlakukan sangat berlebihan, jadi
tidak enak untuk dilihat (padahal tujuan awal supaya sedap dipandang
mata). Salah satu contoh adalah busana muslim (gamis) dan jilbab kaum
perempuan.
Beragam jilbab kita temui dalam
kehidupan sehari-hari, maklum mayoritas masyarakat kita muslim. Ada
tiga kategori jilbab yang bisa dikelompokkan disini. Yang pertama jilbab yang biasa saja, kedua jilbab yang sedang saja, dan ketiga jilbab yang luar biasa tanpa saja (ini yang akan dibahas).
I. Jilbab yang biasa saja, biasa dipakai
sehari-hari sekedar untuk penutup kepala. Bentuknya pun sangat simpel
tanpa pernak pernik menempel disana.
II. Jilbab yang sedang saja, biasa
dipakai sehari-hari atau pada waktu pengajian ibu-ibu di kampung.
Bentuknya masih simpel dengan sedikit manik-manik, bros atau aksesoris
lainnya.
III. Jilbab yang luar biasa, biasanya
dipakai untuk momen-momen spesial, semacam pesta perkawinan, pengajian
akbar, lebaran atau acara istimewa lainnya. Bentuknya? waoh….jangan
ditanya, sangat-sangat luar biasa berlebihannya. Dalam satu stel busana,
bisa ditemui berbagai aksesoris yang menempel disekujur tubuh
(overload). Ada bunga-bunga besar artifisial terbuat dari kain, plastik,
atau bahan lainnya nongkrong diatas kepala, telinga, dan leher (dengan
manik-manik yang luar biasa gemerlapnya). Katanya sih sebagai aksen,
estetika, atau apalah sebutannya, tapi apa ya segitunya. Belum lagi
lilitan-lilitan kain yang sebenarnya tidak perlu.
Mengapa busana model begini justru makin
hari makin banyak peminatnya dan disukai? Tak lain tak bukan, karena
perilaku ‘fesyen menyimpang’ yang ditampilkan sebagaian selebritis kita.
Lihat saja tayangan sinetron religi atau even pencarian bakat di TV,
Pildacil, Dai muda pilihan (lihat busana hostnya, juga peserta
wanitanya) dan acara religi lainnya. Biar dikatakan wah dan tampil beda.
Secara tak langsung dan dengan sombongnya dia tunjukkan pada dunia,
inilah aku…siapa yang bisa menandingi gaya berbusana ku. Tapi kita tidak
bisa menyalahkan 100 % kepada mereka (seleb). Peran sponsor dalam hal
ini rumah mode dan ego desainer ikut ambil peran penting. Parah nya
lagi, dalam banyak hal masyarakat kita mudah terserang penyakit latah.
Budaya latah ini tidak terkecuali telah melandah dunia fesyen gamis ini.
Jadi, apa saja yang dikenakan oleh para seleb (yang notabene sebagai
trensetter) pasti banyak follower nya. Dan dengan bangga nya mereka pun
mengenakan busana semacam itu, sambil membayangkan dirinya sebagai seleb
juga.
Jujur, apa indahnya busana macam itu?
selain hanya menunjukkan kesombongan belaka, karena berlebihan. Padahal
dengan jelas Islam mengajarkan kepada kita, “jangan berlebihan dalam
segala sesuatu”, termasuk cara kita berbusana, “….sesungguh nya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Al A’raf, ayat 31).
Aku jadi ingat mendiang emakku.
Dengan kebaya sederhana, jarit batik dan kerudung yang menutupi
rambutnya, terlihat begitu cantik dan anggun dalam kesederhanaannya,
pemandangan yang langka ditemui saat ini, jadul katanya. Tapi aku
bersyukur, dalam kondisi seperti ini masih ada oase yang menyejukkan
ketika melihat gaya berbusana mantan Ibu Negara, Sinta Nuriyah Wahid dan
putri nya, Yenny. Dengan dandanan tak jauh beda dengan emakku yang tak
berlebihan, justru inner beauty terpancar begitu mempesona, cantik dan
anggun. Aku jadi rindu emakku……….I Love You, mom !
Source : http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/01/29/fesyen-yang-kebablasan/
0 komentar:
Silahkan isi komentar..!