Saya Hasan Efendi mengucapkan Terima kasih sudah berkenan tengok-tengok blog sederhana ini, kritik dan saran kalian sangat membantu perkembangan blog sederhana ini. Contact : HP/WA >> 0896-3554-9224[Tree]

Irinya Dokter Terhadap Jenazah Guru



Saya seorang dokter yang hidup di desa dengan kultur hidup yang tradisional dan nuansa kerukunan bertetangga sangat baik tidak seperti cara hidup individualistik seperti di kota.
 
Selama bertahun tahun saya amati dan membandingkan hal yang mungkin bagi orang lain dianggap aneh dan tak perlu.

Guru dan dokter merupakan dua profesi yang mulia. Guru membuat seseorang tidak tahu menjadi tahu, dokter berusaha atas ijin Allah SWT membuat seorang yang sakit menjadi sehat.
 
Hubungan jasa antara pemberi jasa dan penerimanya, untuk guru berupa guru dan murid, untuk dokter berupa dokter dan pasien.

Beda yang saya rasakan adalah ketika guru meninggal dunia jumlah orang yang takziah atau layat biasanya akan jauh lebih banyak dari apabila yang meninggal seorang dokter. Apalagi kalau yang meninggal guru madrasah atau sekolah agama.

Apa yang membuat begitu?
Apa ada yang salah pada diri setiap dokter?
Apa kelebihan guru atas dokter?

Saya merasa bahwa bagi masyarakat menganggap jasa guru terhadap murid itu abadi sehingga murid akan selalu ingat jasa gurunya sebagai amal jariyah, tanpa ada guru seorang murid tak akan jadi apa apa. 

Sedang hubungan dokter dengan pasien seolah olah hanya sesaat sehingga ketika pasien sembuh selesailah segala amal dan jariyah dokter. Sehingga kebaikan seorang dokter bagi pasien sudah terbayar dengan uang berobat.

Sesungguhnya masih banyak juga dokter yang seihlas guru. Tapi memang dokter kadang tidak sempat bersosilisasi karena harus menolong pasien di luar jam kerja.

Kadang iri juga, pingin seperti guru yang jenazahnya di hormati ribuan muridnya. Teman sejawat dokter mesti instropeksi.
Pati, 28 Mei 2014.

0 komentar:

Silahkan isi komentar..!