Saya Hasan Efendi mengucapkan Terima kasih sudah berkenan tengok-tengok blog sederhana ini, kritik dan saran kalian sangat membantu perkembangan blog sederhana ini. Contact : HP/WA >> 0896-3554-9224[Tree]

Antara Tujuan dan Prosesnya

Tentukan pilihanmu sekarang
    Tentukan pilihanmu sekarang




Manusia merupakan mahluk yang senantiasa dihadapkan pada berbagai macam pilihan . Dari hal inilah manusia sewajarnya melakukan sintesa antara ilmu pengetahuan dan kehendak yang merupakan nilai fitrah dari manusia itu sendiri. Sebagai mahluk tuhan, manusia mempunyai perbedaan dengan mahluk lainnya. Perbedaan tersebut merupakan hal alamiah yang memang diperlukan untuk menentukan pilihan. Naluri pada manusia merupakan hakekat yang dapat dibandingkan dengan mahluk lainnya. Dibawah waktu tertentu naluri inilah yang mengatarkan manusia pada berbagai macam jawaban atas pilihannya.  Jawaban yang merupakan kemerdekaan dari rantaian kehidupan untuk berusaha.


Untuk memahami konsep usaha, manusia tidak lepas dari manusia lainnya. Maka dari itu dalam menyikapi fenomena tersebut, manusia dibatasi oleh adanya proses dalam kehidupan. Yang dimana, proses tersebut dapat mengatur sistem penciptaan dan ketetapan dalam kehidupan etik, sosial, sepritual individu, dan masyarakat. Hal ini dapat didefinisikan sebagai nilai keikhlasan dari manusia.

Rasanya cendrung mustahil jika keikhlasan tanpa adanya keberimbangan pada kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti kerja suka rela tanpa paksaan yang didorong dngan kemauan yang murni. Kemerdekaan dalam artian kebebasan ini sudah sepantasnya dilakukan dengan hati nurani. Pernyataan tersebut merupakan kreatifitas manusia yang berasal dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya.

Sementara itu, ketiadaan ihtiar merupakan bukti dari ketiadaan kebebasan juga. Dan hal tersebut memustahilkan terwujudnya kemerdekaan. Keterkaitan antar komponen ini menentukan arah keberlangsungan hidup. Kebermaknaan korelasi tersebut dapat dikatakan sebagai takdir. Untuk memahami konsep takdir, manusia dapat bergantung pada kemauannya sendiri. Yang pada konteks perwujudannya, manusia berperan aktif atas haknya dalam menentukan pilihan antara kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun bermasyarakat.

Artinya, ikhtiar dapat dikatakan berarti hanya bila pada realitas terdapat hukum-hukum yang pasti (takdir) atau pada awalnya ikhtiar berupa potensial dan menjadi aktual bila terdapat dan diketahuinya takdir tersebut. Karena itulah pula hal tersebut dapat diutarakan dengan pernyataan “tanpa ikhtiar tidak ada takdir“. Begitupun terhadap penyerahan diri (pasrah), yang merupakan peniadaan dari kebebasan itu sendiri. Juga adanya ruang, waktu, maupun momentum, dan keberadaan manusia itu sendiri merupakan buah-buah pendorong untuk terwujudkannya takdir yang sesuai dengan ikhtiar yang dilakukan.


0 komentar:

Silahkan isi komentar..!